Jumat, 18 November 2016

Flat Earth


oleh Syahfina Nurul Zahrani
Foto: astronomy-event.com

Flat earth/bumi datar adalah suatu kepercayaan yang menyatakan bahwa bumi berbentuk datar. Teori ini dimulai dari abad 19, pencetusnya adalah Samuel Birley Rowbotham (1816-1884). Dia adalah seorang penemu Inggris dan penulis yang menulis Zetetic Astronomi: Earth Not Globe dengan nama samaran "Parallax". Menurut metode Rowbotham, yang ia sebut Zetetic Astronomi, bumi adalah sebuah pesawat tertutup, berpusat di Kutub Utara dan dibatasi sepanjang tepi luarnya oleh dinding es, dengan matahari, bulan, planet, dan bintang hanya beberapa ratus mil di atas permukaan bumi.
Percobaan yang ia lakukan adalah Bedford Experiment di tahun 1838, Belford sendiri adalah sebuah sungai di Norfolk, Inggris. Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan apakah bumi benar-benar bulat seperti bola (sphere).           
Secara sistematis, bila total luas lingkar 25.000 mil, seharusnya dalam jarak 6 mil (9,7 km) sudah ada lengkungan (curvature). Tapi Samuel mencoba melihat kapal setinggi 5 kaki menggunakan teleskop yang didirikan setinggi 8 inch yang ditaruh di atas air sungai Berford, dan begitu kapal tersebut sudah melewati jarak lebih dari 6 mil (9,7km) masih bisa terlihat dengan teleskopnya.
Dari sudut pandang islam, kita bisa melihat bagaimana beberapa ayat Al-Quran berhubungan dengan teori flat earth.
1.      Q.S Al-Hijr : 19 , “Dan kami (Allah) telah menghamparkan bumi….”
2.      Q.S Al-Baqarah : 22 , “Dialah Allah yang telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan (firasy) bagimu.”
3.      Q.S Qaf : 7 , “Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah di pandang mata….”
4.      Q.S An-Naba : 6-7 , “Bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak?”
5.      Q.S Al-Ghasyiyah : 20 , “Dan bumi bagaimana dihamparkan?”

Secara telektual, ayat-ayat tersebut mengatakan bahwa bumi ini terhampar, seumpama firasy, karpet/tempat tidur. Jika bumi itu adalah sebuah hamparan seperti karpet, maka jika ada orang yang melakukan perjalanan terus menerus, maka orang itu pada akhir perjalanannya akan sampai pada ujung bumi yang terpotong dan tidak akan pernah kembali ke tempatnya semula. Penilitian dan pengalaman manusia telah membuktikan bahwa perjalanan yang dilakukan secara terus menurus ke satu arah tertentu tidak pernah menemukan ujung dunia yang terpotong, melainkan terus menerus ditemukan hamparan-hamparan demi hamparan di tanah yang di lalui untuk kemudian perjalanan itu berakhir pada tempat semula perjalanan perama dimulai. Hal ini tidak mungkin dapat terjadi jika saja bumi itu tidak bulat keberadaannya.
Selain dari sudut pandang Al Quran, kita bisa juga melihat pendapat beberapa ilmuwan islam. Diantaranya :
1.      Ibnu Khaldun (1332-1406 M) : “Ketahuilah,sudah jelas di kitab-kitab para ilmuwan dan peneliti alam bahwa bumi berbentuk bumi….” (Muqaddimah Ibnu Khaldun, Kairo)
2.    Qazuaini menyatkan bahwa salah satu bukti bumi berbentuk bulat adalah bintang-bintang dan planet-planet yang berbentuk bulat (Atsar Al Bilad wa Akhbar Al Bilad).
3.    Ibnu Taimiyah (1263-1328 M) : “Ketahuilah,bahwa mereka (para ulama) sepakat bumi berbentuk bulat.Yang ada di bawah bumi hanyalah tengah.Dan paling bawahnya adala pusat….” (Al Jawab As-Shahih li Man Baddala din Al-Masih).

Berdasarkan keterangan dan penjelasan tersebut, memang sulit untuk menyimpulkan bumi itu datar benarkah adanya datar atau tidak. Namun, kebenaran Al Quran dan para ilmuwan muslim tidak bisa dipungkiri. Walaupun berbagai teori modern bermunculan, tetap saja ketentuan yang dikemukakan oleh Al Quran dan ilmuwan muslim tidak bisa dikalahkan oleh teori apapun. Lalu, bagaimana pendapat sahabat Reaksi, apakah bumi itu tetaplah bulat atau datar?




0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Tata Letak oleh Mochamad Latif Faidah