oleh Syahfina Nurul Zahrani
Foto: astronomy-event.com
Flat
earth/bumi datar
adalah suatu kepercayaan yang menyatakan bahwa bumi berbentuk datar. Teori ini
dimulai dari abad 19, pencetusnya adalah Samuel Birley Rowbotham (1816-1884).
Dia adalah seorang penemu Inggris dan penulis yang menulis Zetetic Astronomi: Earth Not Globe dengan nama samaran
"Parallax". Menurut metode Rowbotham, yang ia sebut Zetetic
Astronomi, bumi adalah sebuah pesawat tertutup, berpusat di Kutub Utara dan
dibatasi sepanjang tepi luarnya oleh dinding es, dengan matahari, bulan,
planet, dan bintang hanya beberapa ratus mil di atas permukaan bumi.
Percobaan yang ia lakukan adalah Bedford Experiment di
tahun 1838, Belford sendiri adalah sebuah sungai di Norfolk, Inggris. Percobaan ini
dilakukan untuk membuktikan apakah bumi benar-benar bulat seperti bola
(sphere).
Secara sistematis, bila total luas lingkar 25.000 mil,
seharusnya dalam jarak 6 mil (9,7 km) sudah ada lengkungan (curvature). Tapi
Samuel mencoba melihat kapal setinggi 5 kaki menggunakan teleskop yang
didirikan setinggi 8 inch yang ditaruh di atas air sungai Berford, dan begitu
kapal tersebut sudah melewati jarak lebih dari 6 mil (9,7km) masih bisa
terlihat dengan teleskopnya.
Dari sudut pandang islam, kita bisa melihat bagaimana
beberapa ayat Al-Quran berhubungan dengan teori flat earth.
1.
Q.S
Al-Hijr : 19 , “Dan kami (Allah) telah menghamparkan bumi….”
2. Q.S
Al-Baqarah : 22 , “Dialah Allah yang telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan
(firasy) bagimu.”
3.
Q.S
Qaf : 7 , “Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung
yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah di
pandang mata….”
4.
Q.S
An-Naba : 6-7 , “Bukankah kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan
gunung-gunung sebagai pasak?”
5.
Q.S
Al-Ghasyiyah : 20 , “Dan bumi bagaimana dihamparkan?”
Secara telektual, ayat-ayat tersebut mengatakan bahwa
bumi ini terhampar, seumpama firasy, karpet/tempat
tidur. Jika bumi itu adalah sebuah hamparan seperti karpet, maka jika ada orang
yang melakukan perjalanan terus menerus, maka orang itu pada akhir perjalanannya
akan sampai pada ujung bumi yang terpotong dan tidak akan pernah kembali ke
tempatnya semula. Penilitian dan pengalaman manusia telah membuktikan bahwa
perjalanan yang dilakukan secara terus menurus ke satu arah tertentu tidak
pernah menemukan ujung dunia yang terpotong, melainkan terus menerus ditemukan hamparan-hamparan demi hamparan di
tanah yang di lalui untuk kemudian perjalanan itu berakhir pada tempat semula
perjalanan perama dimulai. Hal ini tidak mungkin dapat terjadi jika saja bumi
itu tidak bulat keberadaannya.
Selain dari sudut pandang Al Quran, kita bisa juga
melihat pendapat beberapa ilmuwan islam. Diantaranya :
1.
Ibnu
Khaldun (1332-1406 M) : “Ketahuilah,sudah jelas di kitab-kitab para ilmuwan dan
peneliti alam bahwa bumi berbentuk bumi….” (Muqaddimah Ibnu Khaldun, Kairo)
2. Qazuaini
menyatkan bahwa salah satu bukti bumi berbentuk bulat adalah bintang-bintang
dan planet-planet yang berbentuk bulat (Atsar Al Bilad wa Akhbar Al Bilad).
3. Ibnu
Taimiyah (1263-1328 M) : “Ketahuilah,bahwa mereka (para ulama) sepakat bumi
berbentuk bulat.Yang ada di bawah bumi hanyalah tengah.Dan paling bawahnya
adala pusat….” (Al Jawab As-Shahih li Man Baddala din Al-Masih).
Berdasarkan keterangan dan penjelasan tersebut, memang
sulit untuk menyimpulkan bumi itu datar benarkah adanya datar atau tidak. Namun, kebenaran
Al Quran dan para ilmuwan muslim tidak bisa dipungkiri. Walaupun berbagai teori
modern bermunculan, tetap saja ketentuan yang dikemukakan oleh Al Quran dan
ilmuwan muslim tidak bisa dikalahkan oleh teori apapun. Lalu,
bagaimana pendapat sahabat Reaksi, apakah bumi itu tetaplah
bulat atau datar?
0 komentar:
Posting Komentar