Rabu, 19 Oktober 2016

Kasih Kejutan

 Ilustrasi: andifebrian.com


Hi guys!

Namaku Shaffira, biasa di panggil Fira, BTW aku mau curhat nih. Hari ini aku seneng banget soalnya aku bisa ngasih kado untuk sahabat aku. Yaa walaupun gak seberapa tetapi memiliki arti yang sangat mendalam bagi aku. Awalnya tuh dari sekitar 3 bulan yang lalu, aku udah berusaha untuk juteek banget sama dia tapi susahya minta ampun, gak mau ngobrol akhirnya ngobrol juga walaupun cuma di chat hahaha.

Pada akhirnya hari yang ditunggu-tunggu yaitu di tanggal 7 Oktober dia ultah. Di situ aku coba sejutek mungkin ke dia dan pada akhirnya bisa sampai hari senin tanggal 10 Oktober aku kasih kado dengan sembunyi-sembunyi. Awalnya sih mau nge greet cuma malu plus grogi akhirnya aku kasih pas di jemputan. Yang bikin aku seneng pas liat muka dia awalnya biasa aja terus jadi senyum itulah yang aku tunggu-tunggu karena langka banget itu terjadi... yaa cuma itu dari aku untuk hari ini  nanti aku curhat lagi, ok! bye have a nice day!

Sahabat

Kau membuatku tersenyum sendiri
Kau membuatku lupa akan dunia yang luas
Kau membuatku bahagia seketika
menghilangkan rasa gundah dalam dada

Sifatmu yang selalu kurindukan
Sifatmu yang selalu kubanggakan
Terbayang wajahmu di benakku
Tersenyumlah dunia akan dirimu

Tersadarlah aku, kau
Sahabatku

-shffr

Bandung, 11/10/16

Kau

Ingin ku melayang
Melewati dinginnya rindu
Menembus derasnya hujan
dan mencari hangatnya mentari

karena Kau, ku tertawa
karena Kau, ku bahagia
karena Kau, ku menangis
karena Kau, rindu itu kurasakan


-shffr

Soekarman, Sang Laskar Pemimpin

oleh Muhammad Thohari

Ilustrasi: https://balaimedia.tv



Seorang anak bermuka lesu terlihat kelaparan di dekat pematang sawah, dekat rumahnya. Ia memandangi langit biru yang penuh dengan gumpalan awan. Ia membayangi dirinya menjadi seorang yang tampan dan berlimpah harta. Untuk menjadi kaya raya pada zaman itu membutuhkan mental kuat dan harus siap bekerja di bawah kepemimpinan Belanda. Hal ini terjadi setelah Belanda melakukan agresi militernya yang kedua. Ia pun memiliki niat untuk bekerja di sebuah perusahaan binaan Belanda, Indische Java Corps. Ia pun lari ke rumahnya dan berteriak, “MBOK'E! AKU MAU KERJA SAMA ORANG PIRANG ITU.” Ibunya yang mendengar dari kejauhan pun terkejut mendengar keinginan anaknya bekerja untuk orang-orang Belanda yang saat itu hampir sepenuhnya menguasai setiap sudut desa-desa di Indonesia. “Nak... Nak... Janganlah kau terhasut oleh pirang-pirang itu anakku. Sudahlah, simbok sedang memasakkan randang untukmu,” balas Ibunya dengan tenang. “Tapi Mbok'e, aku pingin jadi orang kaya! Supaya bisa memenuhi kebutuhan Mbok'e,” semangat Soekarman. “Kau lebih baik menjadi orang yang berguna bagi bangsa, anakku karena sepatutnya di usiamu itu belajar saja, sudahlah, kau bermain saja dengan kawan-kawan kau.” alih sang ibu. Soekarman pun kehilangan semangat. Neneknya yang melihat kejadian itu, langsung berusaha untuk menghibur Soekarman. Ia mengajak cucunya itu untuk menginap semalam di rumahnya.

Soekarman beranjak remaja, Ibunya meninggal di usia belasan tahun. Kini ia tinggal bersama neneknya. Ia bekerja sebagai pengangkut barang di pasar-pasar. Suatu hari, matahari masih setonggak naik, terdengar kebisingan di luar rumah. “Apa ini, berisik sekali? Ganggu orang istirahat saja!” Soekarman pun berniat untuk melihat apa yang terjadi. Saat ia keluar pintu, ia melihat seorang fakir miskin berbadan kurus dibunuh oleh tentara Belanda. Ia pun tampak syok melihat itu. Tank-tank mulai mengepung desa. Salah satu perwira Belanda bersama anak buahnya mulai menghancurkan rumah satu persatu. Melihat itu, Soekarman berlari ke dalam dan mengunci pintu. “Nek, bangunlah, nek!” Neneknya terbangun dan melihat muka Soekarman yang terlihat cemas. “Ada apa, man? Kau tampak cemas sekali,” tanya Nenek. “Belanda, nek! Belanda kembali!” seru Soekarman. Mendengar itu, sang Nenek langsung menggeser pintu rahasia yang ditutup sebuah lemari, kemudian menyuruh Soekarman untuk masuk ke dalamnya. “Cepatlah, man! Engkau masih muda, bangsa ini membutuhkan jasa-jasamu!” “Tapi bagaimana dengan nenek?” timpalnya. “Biarlah nenek di sini untuk mencegah mereka menangkapmu. Semoga Tuhan mempertemukan kita lagi nanti.” Dengan air mata yang membasahi pipinya, Soekarman pun menuruti perintah nenek. Ternyata lorong rahasia bawah tanah itu tembus ke halaman belakang rumah. Ia mendengar neneknya disiksa oleh tentara Belanda di dalam. Soekarman menangis, lagi-lagi ia harus kehilangan orang yang ia sayangi. “Awas saja kau, kenil! Kau akan mendapatkan balasan yang setimpal dariku!” Janji Soekarman. Ia berlari tak menentu arah, menjauh dari desa itu.

Setelah kejadian itu, Soekarman diam-diam ikut TRI (Tentara Republik Indonesia). Kamp pelatihannya jauh dari desa itu. Ia menjadi seorang pria yang berwibawa, berotot, dan perkasa. Setelah dewasa dan diangkat oleh panglima Peta sebagai tentara infanteri, ia memulai misi pertamanya, yakni bergerilya di desa yang pernah ia tinggali bersama neneknya. Dengan tujuan untuk mengambil alih kawasan yang telah di jajah oleh tentara Belanda. Sebelum bergerilya, ia diperintahkan untuk memata-matai desa itu terlebih dahulu. Ia menerima segala perintah dengan lapang dada. Di pinggiran desa, ia sudah melihat bendera Belanda yang berukuran besar dan jelas, berkibar di tengah-tengah desa. “Ternyata ini markas kecil baru para kenil itu?” Bisik Soekarman ke dirinya sendiri. Ia mulai bergerak perlahan-lahan untuk memastikan jumlah tentara kenil yang sedang berjaga di situ. Saat ia mengendap-endap, ia tak sengaja menyenggol barisan senapan hingga penjaga mendengar suara itu. “What was that?” Kata salah satu penjaga yang mendengar teriak Soekarman. Soekarman tiba-tiba ditarik oleh seseorang dari belakang. “Tenang, ini aku dari TRI. Tenanglah” Bisik orang misterius itu. “Siapa kamu?” Tanya Soekarman terkejut dan bersiap mengeluarkan belatinya. “Aku Marken, dari resimen Siliwangi IV, kau siapa?” Marken menanya balik. “Aku... Aku.... Soekarman... Dari Siliwangi VII,” Balas Soekarman. “Ikut aku” kata Marken. Mereka pun mengendap-endap lebih dekat lagi untuk melihat markas Belanda yang lebih jelas. Saat sedang mengendap, penjaga menara melihat mereka. “INDISCHE! SHOOT!” Lampu sorot pun terpaku ke mereka. Marken tertembak, lengan kanannya terluka.

Sambil membopong Marken, Soekarman membawanya bersembunyi di balik sebuah dinding reruntuhan rumah. “Lihat bendera Belanda itu? Cabutlah, lalu kita pergi!” kata Marken yang bersandar menahan darah yang terus bercucuran di lengannya. Soekarman mengangguk. Mulailah mereka mendekati bendera Belanda. Para penjaga tampaknya masih sibuk berteriak memanggil sekutu-sekutunya. Bendera Belanda berhasil di turunkan. Soekarman selamat, Marken tidak. Marken bertemu dengan akhir hayatnya. Soekarman tidak dapat menahan sedih dan langsung mengambil kalung prajurit milik Marken. Ia pun langsung mengucapkan selamat tinggal, dan kembali ke markas.
Sepulangnya di markas, Soekarman tidak langsung melapor ke perwira setempat, melainkan ia merenung di baraknya. Ia telah kehilangan orang-orang yang ia sayangi. Nenek, Ibu, semuanya hilang dalam sekejap. Seorang rekan kerjanya melihat Soekarman di barak nya. “Soekarman! Kemana saja kau? Aku cemas akan kau.” Soekarman tidak menjawab, dan melanjutkan renungannya. Ia pun menunjukkan kalung prajurit milik Marken. “Aku mengerti, Soekarman. Akanku sampaikan ini ke perwira setempat.”

Agresi Belanda telah selesai. Untuk pertama kalinya, Indonesia benar-benar merdeka secara resmi. Para pahlawan yang selamat sekalipun diantaranya cacat fisik di berikan sebuah penghargaan, termasuk Soekarman. Setelah menerima penghargaan itu, ia memutuskan untuk pensiun dari karir militernya. Dalam pidatonya, ia sempat menyelipkan doa-doa untuk teman seperjuangannya yang gugur di dalam medan perang, termasuk Marken. Tanpanya, ia tak dapat berdiri hingga kini menyampaikan pengalamannya dalam bertempur, mungkin juga merasakan kemerdekaan bagi seluruh bangsa Indonesia.

Selasa, 11 Oktober 2016

Selayang Pandang Reaksi Tunas Unggul



Kalau membaca dan menulis itu sudah tidak penting, itu salah besar! Banyak tokoh-tokoh besar nasional seperti Bung Karno, Hatta, Tan Malaka, Ajip Rosidi serta tokoh dunia lainnya seperti Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, dan Barrack Obama punya peran besar untuk dunia karena membaca dan menulis. Jadi dengan membaca dan menulis, kita bisa menjadi orang besar, setidaknya menjadi manusia yang punya manfaat untuk orang lain.

Literasi tidak melulu membaca dan menulis. Semua hal menarik serta bermanfaat yang bisa kita komunikasikan dalam bentuk lisan dan tulisan, itulah literasi. Pentingnya hal itu, SMP Tunas Unggul membentuk sebuah komunitas atau klub yang menampung segala potensi serta minat siswa terhadap literasi. Reaksi (Remaja Bergerak dalam Literasi) itulah nama klub yang diresmikan pada awal Oktober 2016. Nama klub ini memiliki filosofi bahwa literasi bisa menjadi “penggerak” masyarakat. Dengan literasi, kami berharap bisa menggerakan teman-teman siswa dan seluruh warga SMP dan SMA Tunas Unggul untuk mengetahui, memahami, menyadari, hingga berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi lingkungan.

Bagi sahabat Reaksi yang berminat gabung silakan ikuti Reboan (kegiatan rutin kami) sepulang sekolah. Ingin karyanya dipublikasikan di laman ini juga silakan kirim karya dan biodata beserta lampiran foto diri ke reaksismptu@gmail.com

Kunjungi juga akun kami:
Instagram: @reaksi_TU
Youtube: @reaksiTU_channel

 
Salam Karya!


Tim Reaksi! SMP Tunas Unggul 
Periode 2017-2018

Pembina
Panggih Cahyo Setiaji, S. Pd.
Ketua
Shofiyyah Mutiara Tsabita
Sekretaris        
Deffina Widya Yasmin
Redaktur Sastra
Salma Anggun, Ainun Salsabila
Redaktur Jurnalistik    
Marsha Najma Khalillah
Redaktur Desain & Fotografi
Defrik Awalul, Rizky M. Fajri




Tim Reaksi! SMP Tunas Unggul Periode 2016-2017
(Angkatan 1)

Pembina
Panggih Cahyo Setiaji, S. Pd.
Ketua
Muhammad Thohari
Sekretaris        
Aulia Nur Aini
Bendahara      
Aisyah Tiara Syakti
Redaktur Prosa          
Shofiyyah Mutiara Tsabita
Redaktur Puisi                      
Adinda Shaffira
Redaktur Jurnalistik    
Syahfina Nurul Zahrani, Marsha Najma Khalillah
Redaktur Seni
Nisya Aprilya, Gianina Prasasti Annisandria


Tim Reaksi! SMP Tunas Unggul Periode 2019-2020
(Angkatan 3)

Pembina
Panggih Cahyo Setiaji, S. Pd.
Ketua
Zahra Ilma Zaidan
Sekretaris        
Nayla Diva Chesyarani Putri
Redaktur Sastra          
Putri Nirmala Nur Istiqomah, Ghatfaan Ramadhan, Anggita Dian 
Redaktur Jurnalistik  
Varrel Ibnu Farras S., Fadillah Rahmania, Aqila Silmy
Redaktur Seni
Neisya Aprilya, Almandiena Azzahra, Salsabila Prima, Maureen Khairunniswa

Musim

Musim telah berganti
Merah.... muda....
Bunga persik telah gugur
Angin berhembus santai...

Bunga menyentuh kulitku dengan lembut
Mentari di sela – sela pohon
Terlihat indah...

Langkah demi langkah ku lewati
Sampai aku bertemu dengannya
Rambut tertiup... wajah tersinar
Musim yang kusukai

Menumbuhkan perasaan
Hangat... lembut...
Perasaan menyelimuti diriku
Ku ingin dirinya...

Cukup, cintailah aku...

Seperti lindungan dari - Nya



September 2016


Puisi Aisyah Tiara Syakti

Bidadari

Aku ingin menjadi bidadari
Berparas menawan,
Dan disukai banyak orang

Aku ingin menjadi bidadari
Dengan hati murni,
Penuh akan kebaikan

Aku ingin menjadi bidadari
Selalu tersenyum dengan tulus,
Tidak peduli dengan cemoohan orang

Dan, akulah sang bidadari
Menerima setiap ciptaan,

Dengan berlapang dada


September 2016


Puisi Aisyah Tiara Syakti

Suicide Squad : The Album



Artist             : Various Artist
Label             : Atlantic Record, Warner Bros
Durasi           : 50:57
Rating         : * * * * *     


“Suicide Squad” adalah salah satu film yang dinantikan tahun 2016 ini. Dengan dibintangi deretan aktor berbakat seperti Margot Robbie, Will Smith, Jared Letto, dan Cara Delevingne. Pengisi soundtrack pun dihiasi musisi-musisi bebakat, seperti Skrillex, Lil Wayne, Wiz Khalifa, Twenty One Pilots, dan masih banyak yang lainnya. Genre pada album ini cukup bervariasi contohnya, Alternative pop, hip hop, rock, indie rock, dan lain-lain. Beberapa lagu pada album ini juga menggambarkan situasi pada film tersebut seperti “Purple Lamborghini’, nama mobil yang dikendarai oleh tokoh Harley Quinn. Mempunyai isi lirik yang bersemangat dengan balutan lagu yang catchy album ini layak untuk di dengar sahabat Reaksi selain menonton filmnya.


Penulis: Nadia Tadbina (7 Leader)

Senam Aljabar



Bagi sebagian orang dan sahabat Reaksi, mungkin pelajaran matematika itu sulit, terutama aljabar. Namun bagaimana jika aljabar diubah menjadi sebuah materi yang menyenangkan? Itulah yang ada di pikiran Rika Merdekawati, salah satu guru matematika di SMP Tunas Unggul Bandung. Bu Rika memang seorang guru yang kreatif. Beliau selalu memberikan sisi kreatif pada setiap materi matematika yang diajarkannya. Tujuannya adalah agar siswa tidak selalu menganggap matematika itu pelajaran yang sulit dan membosankan.


Hari Kamis (01/09/16) yang lalu, Bu Rika membuat sebuah kompetisi bertemakan senam aljabar. Senam Aljabar ini adalah projek kelompok yang merupakan kombinasi antara olahraga dan matematika. Masing-masing kelompok pada siswa level 8 diharuskan membuat sebuah lagu yang mengandung unsur aljabar juga gerakan senam dengan tema yang telah di tentukan. Tema senam tersebut diiantaranya adalah senam zumba, poco-poco, senam ceria dan chacha. Kemudian, kreasi Senam Aljabar tiap kelompok tersebut dilombakan. 


Terlihat sekali antusias para siswa dalam lomba Senam Aljabar ini. Usaha setiap kelompok dari membuat lagu dengan proses rekaman dan mixing lagu hingga membuat gerakan-gerakan sesuai tema membuahkan hasil yang memuaskan. ’’Saya sangat bersemangat sekali dalam kompetisi ini. Ini membuat saya matematika karena itu sebenarnya tidaklah sulit. Bu Rika pun telah membuktikan bahwa matematika itu memang menyenangkan’’, komentar Aisyah, salah satu siswi yang menampilkan Senam Aljabar bertemakan senam ceria. Bu Rika mengadakan halseperti inipun punya tujuan lho, “Ya, tujuannya agar materi dasar aljabar ini bisa diingat siswa dan yang penting juga bisa mengasah kecerdasan otak kanan dan kiri secara seimbang".

Adapun penghargaan (reward) diberikan pada siswa yang menjuarai lomba Senam Aljabar ini adalah berupa poin spesial. Poin ini dapat digunakan untuk menambah nilai ulangan harian siswa. Nah, ada lagi yang mau mencoba senam aljabar? ^_^


Reporter: Fina
Foto: Panggih 

Kotak Musik Abu-abu

Ilustrasi: aliexpress.com

Saya ga tau cerita ini lucu,serem,atau apapun itu. Yang pasti cerita ini memberi kesan yang sangat dalam bagi saya. Enjoy guys!^^

2 8  M a r e t  2 0 1 6. Itulah tanggal terjadinya suatu ‘peristiwa’ tak terduga ini.

Dimana ketika pulang sekolah saya dan sahabat terkece saya, sebut aja Simi sedang memperhatikan sebuah kotak musik berwarna abu-abu. Kotak musik tersebut merupakan pemberian sahabat ter-riweuh saya, sebut aja Aceng. Btw, pada hari sebelumnya, umur saya bertambah menjadi 13 tahun. So, Aceng memberi saya sebuah kado berupa kotak musik abu-abu tersebut. Kalo kado dari Simi nyusul katanya.

Entah berapa kali saya dan Simi memperhatikan kotak musik abu-abu tersebut. Iya, cuma merhatiin aja kok. Kata Aceng gak boleh di puter musiknya, soalnya suaranya lumayan keras.Yaudah saya dan Simi cuma nge-iyain.Lagian siapa juga yang mau muter musiknya -__-.

Saking lamanya merhatiin kotak musik abu-abu itu, saya dan Simi ga sadar kalo langit udah mendung. Kita baru sadar pas ada petir menggelegar. Sontak kami berdua kaget, apalagi Simi, muka nya histeris :v. Perhatian saya untuk kotak musik abu-abu itu teralihkan. Saya kini asyik membereskan buku-buku di dalam tas saya. Simi mah tetep aja ngeliatin kotak musik abu-abu itu sambil sesekali greget pengen muter musiknya. Inilah percakapan kami:

Simi   : “Fin,kamu greget ga sih pengen muter musiknya.”
Fina   : ‘’Nggak tuh, biasa aja.” *cuek
Simi   : “Ihhhh…aku mah greget tau pengen muter musiknya.” *muka greget
Fina   : “Yaudah sih puter aja napa.” *masih cuek
Simi   : ‘’Kan gaboleh sama Aceng.’’ *sedih
Fina   : “Aceng….siniiiii.” *mulai ga cuek
Aceng : “Hahhh???”
Fina   : “Boleh tidak Simi memutar musiknya? Kasian nanti Simi sedih.”
Aceng : “Sok aja weh kalo mau muter musiknya mah.”
Simi   : “YEEEEEEEEE…..” *bahagia
Aceng : “Yasudah babay kaliaaann, aku duluan yaaaaa...”
Fina   : “Yaaaa hati-hati Ceng.”
Simi   : *sibuk muter musik
“Teng nong teng,teng teng nong nong,teng tong teng,teng nong teng nong,teng nong nong teng tong teng nong nong….”
Simi   : “AAAAAAAAA……musik nya keren banget Fin!!!” *super bahagia
Fina   : “Wahh, iya bagus.” *muka biasa aja
Simi   : “Ballerina nya cantiiiikkk, muter-muter.” *ikut muter-muter
Fina   : *ketawa

Hujan mulai turun tetes demi tetes, namun Simi masih aja mainin kotak musik abu-abu, sementara Fina cuek aja sambal ngeliatin butiran air hujan.

Simi   : *muterin musik lagi
Simi   : *muterin musik lagi
Simi   : *muterin musik lagi
Simi   : *mendadak matiin musik
Simi   : “Fin, itu suara apa? Kok berisik gitu sih?”
Fina   : “Berisik? Aku ga denger suara apa pun selain suara kotak musik sama daun
              yang ketiup angin”
Simi   : “Tapi kok suaranya tuh kayak ada orang jalan gitu loh.” *khawatir
Fina   : “Sugesti kali” *cuek
Simi   : “Ih nggaaakkk, aku tuh ngerasa kayak ada seseorang yang jalan gitu terus kayak
              ada orang yang mukul-mukul meja gituuu..” *takut
Fina   : “Ahh masa sih??” *mulai ga cuek

“Kretek..kretek…tak tak tak tak kretek kretek”

Simi   : “ Fin…itu apaan??” *sembunyi di belakang Fina
Fina   : “ Ga tau!” *kaget dikit
Simi   : “Apa karena kotak musiknya….” *gemeteran

“Dug! Tak tak tak teeenggg….”

Simi  : “FINAAAA!!!!!” *histeris & kabur ninggalin Fina
Fina  : “SIMIIIIIII!!!!” *kabur nyusul Simi

Di tengah jalan…..

Fina   : *ngos-ngosan “Eh iya ya kotak musiknya ga dibawa kabur.” *balik ngambil kotak
             musik, “Nah itu dia.” *ngambil kotak musik terus langsung jalan pulang dengan
             cuek
Simi   : *udah nyampe di rumahnya
Fina   : hjgcfucgbibbaebfbywdhucvbcvxbvg  “-_-
                                                                                                                                       


-END-


Penulis: Fina

"Unfollow"

Ilustrasi: twitter.com


Hae, gaes!!!

Kenalin gue Simi karena temen – temen gue pada manggilnya begitu. Gue duduk di level 8 SMP Tunas Unggul. Gue adalah salah satu anggota Reaksi ini.

Mulai dari sekarang gue akan menulis apa yang gue suka dan di publish di sini, salah satunya ya kayak curahan hati gini, bisa dibilang lop stori gue sih. Aseek..

23.09.2016 (Jum’at)
unfollow

Gue seneng banget lihat wajahnya, dipikirin aja udah seneng banget. Cuma sayangnya beberapa hari yang lalu dia gak masuk jadinya gue agak sedih. Gue sendiri bingung, kenapa gue bisa suka sama orang yang kayak dia, tapi bodo amat deh.. karena cinta gak perlu yang namanya alesan #eaa.

Gue pernah melakukan kecerobohan dan yang satu ini bikin gue bingung. Namanya juga manusia, jadi pasti pernah melakukan hal yang ceroboh. Minggu lalu , bisa – bisanya tangan gue ini nge-klik unfollow instagramnya dia. Lagian juga kalo dipikir – pikir sih biasa aja kalo cuman unfollow, dia juga nggak follow balik. Tapi ada masalahnya, ternyata pas gue unfollow, gue baru tau kalo instagramnya itu di private. Jadinya gue kagak bisa liat foto dia yang biasa aja sih sebenernya... tapi BERARTI BAGI GUE!! Akhirnya gue pikir:
  1.  Kalo gue follow lagi ntr dia ge-er, cuman gegara gua follow.
  2. Kalo gue kagak follow lagi gue kagak bisa liat fotonya yang itu.

Akhirnya gue milih gak follow lagi, meskipun nggak liat fotonya cuman gegara di private, gue masih bisa ketemu dia disekolah. Untung instagram gue gak di private jadi dia puas ngeliat foto gue hehe... intinya sih bagi gue itu, lebih baik gue yang kegeeran dibandingkan dia yang geer. PESAN DARI SIMI :

Penyesalan yang terlambat itu memang selalu benar”


Cheers, SIMI 

Alihkan Duniaku

Ilustrasi: wordpress.com

Suatu hari itu saya akan pulang bersama Aulia. Namun saya terlebih dahulu mengantar Aulia ke kantin, pengen jajan katanya. Sesudah itu, saya bergegas jalan ke arah lapangan SD. Tunggu….saya melihat sesuatu yang begitu menarik perhatian saya. Saking menarik nya ‘sesuatu’ tersebut, saya terus jalan sambil menengok ke belakang. Tiba-tiba….


Aulia  : “Fina!” *nahan ketawa

Fina   : “Apa? Kok aku ditarik sih” *bingung
Aulia  : “Liat di depan kamu!” *masih nahan ketawa
Fina   : *liat ke depan

Oke, sekarang saya tau kenapa Aulia menahan tawa. Tepat di depan saya terdapat tiang bendera yang jaraknya hanya sekitar 3 cm dari wajah saya. :’)

Fina  : “Bersyukur aku Ul kamu narik aku, entah apa yan terjadi kalau kamu ga narik 

             aku.” *terharu
Aulia : “Lagian kamu jalan negok ke belakang lagi, untung aku ngeliat. Kalo nggak….”  
             (Tau kan kalian apa yang terjadi kalau Aulia ga narik saya????) -__-
Fina  : *flat face “Eh Ul, pohon nya lucu deh! Liat deh, LIAT.” (maksain ganti topik) :’((
Jadi, apa/siapakah “sesuatu” yang mengalihkan dunia Fina? :D

                                                                                                                                   -END-


Penulis: Fina

 
Design by Free WordPress Themes | Tata Letak oleh Mochamad Latif Faidah